Review:
Novelis asal Inggris Rudyard Kipling
mungkin akan terus tersenyum lebar di dalam kuburnya. Sebelumnya ia
tidak pernah menyangka bahwa ketika pertama kali membuat sebuah kisah
tentang bocah manusia yang dibesarkan serigala di hutan India 1894 silam
ternyata bisa begitu sangat populer di masa depan, bahkan setelah 122
tahun kemudian, The Jungle Book masih menjadi salah satu kisah abadi
yang selalu diceritakan kembali dan kembali, menyaingi ketenaran Tarzan
yang punya konsep serupa.
Tetapi Kipling sebenarnya juga patut berterima kasih pada Walt Disney yang sudah menjadikan The Jungle Book franchise abadi melalui berbagai macam adaptasi, mulai animasi rilisan 1967 yang begitu populer (sekuelnya dibuat 2003 silam), serial televisi, video game dan tentu saja versi live action-nya yang sebelum kemunculan versi terbarunya tahun ini sudah ada dua pendahulunya dalam Rudyard Kipling’s The Jungle Book (1994) dan The Jungle Book: Mowgli’s Story (1998).
Seperti yang dikatakan di atas, tidak peduli di era mana kamu berada, The Jungle Book itu abadi termasuk bikinan John Favreau ini yang masih menghadirkan kisah yang sama, cerita tetang Mowgli (Neel Sethi) bocah manusia yang diselamatkan Bagheera (Ben Kingsley) si macan kumbang, di besarkan oleh sekawanan serigala pimpimpan Akela (Giancarlo Esposito) dan Raksha (Lupita Nyong’o), bersahabat dengan beruang bernama Baloo (Bill Muray) yang kemudian harus berhadapan dengan Shere Khan (Idris Elba) si macan Bengal yang jahat.
Ya, secara keseluruhan kisahnya masih sama seperti animasi 1967 dan versi Rudyard Kipling sendiri jadi ini bisa dibilang pekerjaan mudah untuk penulis naskah Justin Marks yang mungkin hanya sedikit melalukan modifikasi. Jika ada yang menonjol di The Jungle Book versi terbaru ini mungkin terlihat dari sisi teknisnya yang tentu saja melampaui para pendahulunya. Ya, berbicara soal kualitas teknis, Jon Favreau benar-benar dimanjakan dengan perkembangan teknologi CGI, 3D photography dan motion capture yang semakin canggih.
Dunia artifisial The Jungle Book sukses digambarkan dengan sangat cantik dan detil oleh tangan-tangan hebat dari Moving Picture Company (MPC) dan Weta Digital, baik itu karakter para hewan yang digambarkan begitu hidup (hanya kalah dari Life of Pi) atau hanya sekedar vegetasi dari pohon-pohon besar dan fauna hutan hujan India yang eksotis. Semua kebesaran spesial efek itu dibungkus oleh sinematografi cakep Bil Pope yang mampu menerjemahkan visi penyutradaraan enerjik dan penuh humor Favreau menjadi sebuah kesatuan tak terpisahkan dalam usaha untuk menghadirkan sebuah konsep petualangan keluarga klasik dalam eksekusi yang lebih modern.
Narasinya sederhana dan bersahabat tanpa substansi macam-macam, humornya lucu dan enak dinikmati semua umur, petualangannya seru dan mendebarkan, sisi emosionalnya juga cukup mengena namun jika ada satu hal yang paling menonjol dari The Jungle Book selain visualnya yang ciamik itu adalah jajaran cast pengisi suaranya.
Bukan hanya karena diisi oleh nama-nama besar saja namun bagaimana mereka memberi jiwa pada karakter-karakternya dengan sangat baik, lihat saja bagaimana Baloo bisa terasa sangat bersahabat dalam suara Bill Murray, suara lembut Lupita Nyong’o membentuk sisi keibuan dari Raksha, nada bijaksana dari Bagheera-nya Beng Kingsley, Christopher Walken dengan King Louie yang tamak, suara menggoda nan seksi dari Scarlett Johansson berwujud Kaa yang sayang hanya tampil sebentar sampai ancaman besar dari sosok harimau Bengal yang di alih suarakan Idris Elba.
Sumber
Tetapi Kipling sebenarnya juga patut berterima kasih pada Walt Disney yang sudah menjadikan The Jungle Book franchise abadi melalui berbagai macam adaptasi, mulai animasi rilisan 1967 yang begitu populer (sekuelnya dibuat 2003 silam), serial televisi, video game dan tentu saja versi live action-nya yang sebelum kemunculan versi terbarunya tahun ini sudah ada dua pendahulunya dalam Rudyard Kipling’s The Jungle Book (1994) dan The Jungle Book: Mowgli’s Story (1998).
Seperti yang dikatakan di atas, tidak peduli di era mana kamu berada, The Jungle Book itu abadi termasuk bikinan John Favreau ini yang masih menghadirkan kisah yang sama, cerita tetang Mowgli (Neel Sethi) bocah manusia yang diselamatkan Bagheera (Ben Kingsley) si macan kumbang, di besarkan oleh sekawanan serigala pimpimpan Akela (Giancarlo Esposito) dan Raksha (Lupita Nyong’o), bersahabat dengan beruang bernama Baloo (Bill Muray) yang kemudian harus berhadapan dengan Shere Khan (Idris Elba) si macan Bengal yang jahat.
Ya, secara keseluruhan kisahnya masih sama seperti animasi 1967 dan versi Rudyard Kipling sendiri jadi ini bisa dibilang pekerjaan mudah untuk penulis naskah Justin Marks yang mungkin hanya sedikit melalukan modifikasi. Jika ada yang menonjol di The Jungle Book versi terbaru ini mungkin terlihat dari sisi teknisnya yang tentu saja melampaui para pendahulunya. Ya, berbicara soal kualitas teknis, Jon Favreau benar-benar dimanjakan dengan perkembangan teknologi CGI, 3D photography dan motion capture yang semakin canggih.
Dunia artifisial The Jungle Book sukses digambarkan dengan sangat cantik dan detil oleh tangan-tangan hebat dari Moving Picture Company (MPC) dan Weta Digital, baik itu karakter para hewan yang digambarkan begitu hidup (hanya kalah dari Life of Pi) atau hanya sekedar vegetasi dari pohon-pohon besar dan fauna hutan hujan India yang eksotis. Semua kebesaran spesial efek itu dibungkus oleh sinematografi cakep Bil Pope yang mampu menerjemahkan visi penyutradaraan enerjik dan penuh humor Favreau menjadi sebuah kesatuan tak terpisahkan dalam usaha untuk menghadirkan sebuah konsep petualangan keluarga klasik dalam eksekusi yang lebih modern.
Narasinya sederhana dan bersahabat tanpa substansi macam-macam, humornya lucu dan enak dinikmati semua umur, petualangannya seru dan mendebarkan, sisi emosionalnya juga cukup mengena namun jika ada satu hal yang paling menonjol dari The Jungle Book selain visualnya yang ciamik itu adalah jajaran cast pengisi suaranya.
Bukan hanya karena diisi oleh nama-nama besar saja namun bagaimana mereka memberi jiwa pada karakter-karakternya dengan sangat baik, lihat saja bagaimana Baloo bisa terasa sangat bersahabat dalam suara Bill Murray, suara lembut Lupita Nyong’o membentuk sisi keibuan dari Raksha, nada bijaksana dari Bagheera-nya Beng Kingsley, Christopher Walken dengan King Louie yang tamak, suara menggoda nan seksi dari Scarlett Johansson berwujud Kaa yang sayang hanya tampil sebentar sampai ancaman besar dari sosok harimau Bengal yang di alih suarakan Idris Elba.
Sumber
Download Single Link MP4:
UC: https://userscloud.com/9p6ctpnt5j1g
TF: http://www.tusfiles.net/nfviatlwhaph
UF: http://sht.io/jeof
UI: http://sht.io/fsbq
SF: http://sht.io/fsbs
UP: http://uppit.com/qf4byp34e5u5
Subtitle: br-thejunglbk-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: Blue Valentine
UC: https://userscloud.com/9p6ctpnt5j1g
TF: http://www.tusfiles.net/nfviatlwhaph
UF: http://sht.io/jeof
UI: http://sht.io/fsbq
SF: http://sht.io/fsbs
UP: http://uppit.com/qf4byp34e5u5
Subtitle: br-thejunglbk-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: Blue Valentine
Download Single Link AVI:
UC: https://userscloud.com/doufy24wjk07
TF: http://www.tusfiles.net/jgdu1ljpcw5u
UF: http://sht.io/jep8
UI: http://sht.io/jep9
SF: http://sht.io/jepa
UP: http://uppit.com/x6ki4fj5fsho
Subtitle: br-thejunglbk-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: Blue Valentine
UC: https://userscloud.com/doufy24wjk07
TF: http://www.tusfiles.net/jgdu1ljpcw5u
UF: http://sht.io/jep8
UI: http://sht.io/jep9
SF: http://sht.io/jepa
UP: http://uppit.com/x6ki4fj5fsho
Subtitle: br-thejunglbk-2016.zip | More
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: Blue Valentine
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar